Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan
Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran
tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur
pemecahan masalah dan berpikir kritis.....
Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori
belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara
siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan
rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh
mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya
tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang
fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan
belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah
pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi. Sintaks
(pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan
urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pembelajaran.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru
atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran
memiliki komponen-komponen yang sama.
Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik
perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran.
Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya
meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa
dengan bimbingan guru. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti
tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi
para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal
kuda.
Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk
berhadap-hadapan dengan guru. Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu
berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa
harus tenang dan memperhatikan guru. Pemilihan model dan metode pembelajaran
menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran
adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di madrasah,
tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta
didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait
dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam
menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya.
Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran.
Menurut penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat
diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas,
maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut :
1. Siswa Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang
masih berada dalam tahap berpikir konkret. Model dan metode apapun yang
diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa
konsep matematika.
2. Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang
ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
3. Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita
anggap sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat
menggabungkan beberapa model pembelajaran.
4. Model apa pun yang kita
terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para siswa,
maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.
5. Oleh kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
a. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat
mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga.
b. Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para
siswa dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
c. Menjaga agar para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi
yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai
guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri.
Anggaplah kita sedang
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola
atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan
lebih efektif dan efisien.....
Baca Selengkapnya di :
http://www.m-edukasi.web.id/2013/02/pemilihan-model-pembelajaran-sebagai.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
0 comments:
Posting Komentar