Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedadogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes awal (post-test), dll. Sebagai suatu proses sosial pedadogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan (kognitif),
keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjective, pada umumnya disandingkan dengan konsep pembelajaran yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning) dan dapat disandingkan dengan konsep penilaian yang dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment).
LANDASAN PEMIKIRAN
Sebagai suatu inovasi, mdel pembelajaran berbasis portofolio dilandasi dengan landasan pemikiran sebagai berikut:
1. Empat pilar pendidikan
1.1Learning todo,
peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial maupun budaya. 1.2Learning to know,
peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya. 1.3Learning to be,
peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. 1.4Learning to live together,
kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
2. Pandangan konstruktivisme
Pandangan ini sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa/gejalanya, gagasan ini sering kali naïf dan miskonsepsi tetapi gagasan ini dipertahankan karena sudah dibangun dalam wujud “schemata” (struktur kognitif). Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui peserta didik” dan guru hanya berperan sebagai “fasilisator dan penyedia kondisi”.
3.Democratic teaching
Suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peserta didik.
PRINSIP DASAR
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) mengacu pada prinsip dasar pembelajaran, yaitu:
1.Prinsip belajar siswa aktif (student active learning)
Proses pembelajaran dengan menggunakan MPBP berpusat pada siswa dimana hampir seluruh aktivitas siswa dimulai dari fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan dan pelaporan.
2.Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning)
Proses pembelajaran berbasis kerjasama antarsiswa dan antar komponen-komponen lain, seperti orang tua siswa dan lembaga terkait.
3.Pembelajaran partisipatorik
Prinsip ini termasuk salah satu dari MPBP, sebab melalui model ini siswa belajar melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. 4.Mengajar yang reaktif (reactive teaching) MPBP ini mensyaratkan guru yang reaktif agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ciri guru yang reaktif adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar. 2. Pempelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.
3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan.
4. Segera mengenali materi dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui harus segera ditanggulanginya.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1.Mengidentifikasi masalah
Salah satu ciri warga negara yang baik adalah peka terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungannya. Untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah, maka para guru menjadikan masalah sebagai sumber belajar. 1.1Kegiatan kelompok kecil
Perlu diperhatikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari seringkali dihadapkan sejumlah masalah yang terjadi di masyarakat kita. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, seluruh siswa hendaknya membaca dan mendiskusikannya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil kemudian membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diidentifikasi dan dianalisis. Contoh: masalah yang dijumpai di masyarakat dan erat kaitannya dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial adalah masalah keluarga, masalah sekolah, masalah yang kaitannya dengan anak-anak usia pubertas, masalah yang menyangkut standar masyarakat, masalah yang menyangkut kebebasan dasar, masalah yang menyangkut lingkungan, masalah yang menyangkut rendahnya tingkat disiplin, masalah yang berskala internasional. Selain mata pelajaran di atas yang juga berkaitan langsung dengan kehidapan masyarakat dan dapat diidentifikasi masalahnya adalah pendidikan agama islam, kimia, biologi, fisika, antropologi, sosiologi, ekonomi, geografi,
1.2 Pekerjaan rumah
Untuk menentukan masalah mana yang akan dikaji di kelas, memerlukan informasi yang cukup, terutama mengenai kelayakan masalah tersebut untuk dikaji dan ketersediaan sumber-sumber infomasi yang akan dijadikan rujukan untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu para siswa diberi pekerjaan rumah yang terdiri dari dua hal yaitu pertama, menemukan lebih banyak masalah yang ada di masyarakat. Kedua, menemukan kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk memecahkan masalah tersebut. Tugas pekerjaan rumah yang harus dilakukan meliputi tiga tugas pokok, yaitu tugas wawancara, tugas mencari informasi dari sumber-sumber media massa cetak, dan tugas mencari informasi melalui media massa elektronik.
2.Memilih masalah untuk kajian kelas
Apabila telah memiliki cukup informasi, kemudian pilih masalah yang akan dikaji dan pastikan informasi berkenaan dengan masalah tersebut dapat dikumpulkan untuk membuat sebuah portofolio yang baik.
3.Membuat daftar masalah, kira-kira satu kelas memiliki lima belas (15) kelompok kecil yang kemudian masing-masing kelompok menetapkan satu masalah sehingga kelas memiliki lima belas (15) masalah.
4. Melakukan pemungutan suara (voting), dilakukan dua tahap:
4.1 Setiap siswa menentukan tiga pilihan secara terbuka
4.2 Setiap siswa diharapkan hanya mmilih salah satu dari ketiga masalah yang paling banyak terpilih dari lima belas (15) masalah yang dimiliki.
5.Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
1). Kegiatan kelas: Mengidentifikasi sumber-sumber informasi
Setelah terpilih masalah yang akan diidentifikasi maka dibuatlah daftar sejumlah sumber informasi kemudian dibuat tim peniliti yang hendak mengumpulkan informasi dari sumber yang telah terdaftar. Contoh-contoh sumber informasi:
1.1 Perpustakaan,
1.2 Kantor penerbit surat kabar,
1.3 Biro klipping,
1.4 Pakar di perguruan tinggi,
1.5 Pakar hukum dan hakim,
1.6 Kepolisian,
1.7 Kantor legislative,
1.8 Kantor pemerintah daerah,
1.9 Organisasi kemasyarakatan dan kelompok kepentingan,
1.10 Jaringan informasi elektronik
2). Tugas pekerjaan rumah
Setelah kelas memutuskan sumber-sumber informasi yang akan digunakan hendaknya dibagi dalam tim peniliti yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi dari sumber yang berbeda. Sebelum mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebaiknya dibuat terlebih dahulu format dokumentasinya agar lebih memudahkan para siswa dalam bertanya sehingga tidak membebani orang yang dimintai informasi tersebut. Salah satu contoh format dokumentasi adalah seperti berikut ini:
Format Dokumentasi Informasi dari Penerbitan
Nama anggota tim : ………………………………………
Tanggal : ………………………………………
Masalah : ………………………………………
Nama penerbitan : ………………………………………
Tanggal penerbitan : ………………………………………
Pokok berita pada artikel : ………………………………………
Pertanyaan mengenai masalah, misal Masalah Tawuran Pelajar 1. Pandangan yang dianut dalam artikel berkenaan dengan masalah ………………………………………………………………
2. Hal-hal yang penting dari pandangan tersebut ………………………………………………………………
3. Jika ada kebijakan, menurut sumber tersebut, maka kebijakan apakah yang harus ditangani pemerintah berkenaan dengan masalah tersebut ? ………………………………………………………………
Jika ada,
a) Apa keuntungan dan kerugiannya ? …………………………………………………………
b) Bagaimana kenijakan tersebut dapat diperbaiki ? ………………………………………………………….
c) Dll.
6.Mengembangkan portofolio kelas
7. Spesifikasi portofolio
8. Portofolio seksi penayangan
Portofolio portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show- case. Bagian terdiri atas empat panel yang memiliki lebar 75 cm dan tinggi 90 cm. bahan yang akan ditampilkan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertulis, daftar sumber informasi, peta, grafik, foto, gambar, karikatur, karya seni asli, dan sebagainya. Tayangan empat panel dibuat sedemikian rupa agar dapat ditampilkan di atas meja, contoh panel tersebut adalah sebagai berikut:
9. Portofolio seksi dokumentasi
Portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (binder) yang berisi data dan informasi setiap kelompok. Bagian ini merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik sebagai dokumen atau bukti penelitian, misalnya berupa berita, artikel, gambar, foto, grafik, tabel, data lengkap hasil wawancara, data hasil analisis bahan cetak, dan sebagainya.
10. Kelompok portofolio
1). Kelompok portofolio satu:
Menjelaskan masalah. Kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas. Kelompok juga hendaknya menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan mengapa tingkat atau badan pemerintah tertentu harus memecahkan masalah tersebut.
2). Kelompok portofolio dua:
Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan berbagai kebijakkan alternatif untuk memecahkan masalah
3). Kelompok portofolio tiga: Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah. Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengusulkan dan menjastifikasi kebijakan publik yang disepakati kelas untuk memecahkan masalah.
4). Kelompok portofolio empat: Membuat rencana tindakan. Kelompok bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan yang menunjukan bagaimana warganegara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas. 11. Penyajian portofolio (show-case) 6.1 Tujuan show-case Ada empat tujuan pokok dari kegiatan show-case ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menginformasikan kepada hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi di masyarakat.
b. Untuk menejelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah sehingga hadirin dapat memahami keuntungan dan kerugian dari setiap kebijakan tersebut.
c. ]untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas sebagai kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah.
d. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam masyarakat, lembaga legislative dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan kebijakan publik.
6.2 Persiapan Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum show-casediadakan adalah portofolio itu sendiri, penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri, dan moderator. Tempat pelaksanaan harus disiapkan sesuai dengan keperluan show-case, seperti contoh berikut ini:
Meja untuk meletakkan portofolio Tempat menyajikan portofolio
1). Pembukaan
Pembukaan acara dilakukan oleh moderator yang diberikan waktunya sekitar 10 menit. Pada kesempatan ini moderator menginformasikan masalah yang akan dikaji di kelas dan memperkenalkan nama-nama anggota dewan juri sambil mempersilahkan anggota dewan juri mengamati portofolio kelas, baik portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi.
2). Penyajian lisan kelompok portofolio satu
Setelah pembukaan selesai, selanjtunya moderator memanggil kelompok portofolio satu untuk mempresentasikan penyajiannya dihadapan dewan juri selama 5 menit dengan mempersilahkan salah satu juru bicara dari kelompok tersebut.
3). Tanya jawab kelompok portofolio satu
Waktu yang disediakan setelah penyajian untuk bagian tanya jawab sekitar 10 menit. Pertanyaan dapat dijawab oleh setiap anggota kelompok tersebut. Setelah selesai, kelompok satu dipersilahkan kembali ketempat tapi sebelumnya dipersilahkan untuk menyampaikan motto dari kelompoknya.
4). Penyajian lisan kelompok portofolio dua Setelah Tanya jawab kelompok portofolio satu selesai, selanjutnya moderator memanggil kelompok portofolio dua untuk mempresentasikan kajiannya dihadapan dewan juri selama 5 menit dengan mempersilahkan salah satu juru bicara dari kelompok tersebut.
5). Tanya jawab kelompok portofolio dua
Bagian tanya jawab seperti pada kelompok portofolio satu juga diberikan + sekitar 10 menit.
6). Selingan
Dilakukan untuk menghindari kejenuhan dan untuk meningkatkan daya tarik kegiatan show-case itu sendiri.
7). Penyajian lisan kelompok portofolio tiga
Setelah selingan selesai, penyajian masih dilanjutkan oleh kelompok portofolio tiga dengan waktu yang sama. 8). Tanya jawab kelompok portofolio tiga Bagian inipun juga diberikan pada kelompok portofolio tiga dengan waktu yang sama.
9). Penyajian lisan kelompok portofolio empat
Kemudian setelah kelompok portofolio tiga selesai, kemudian kelompok portofolio empat dipersilahkan untuk mempresentasikan penyajiannya dengan waktu yang sama.
10). Tanya jawab kelompok portofolio empat
Bagian tanya jawabpun diberikan kesempatan dengan waktu yang sama.
11). Tanggapan hadirin
Setelah seluruh kelompok portofolio penyajian, moderator memberi kesempatan kepada hadirin untuk menyampaikan tanggapan terhadap penampilan para siswa. Tanggapan ini sangat penting sebagai umpan balik bagi siswa sendiri maupun bagi guru pembimbingnya, jika pada saat itu ada tanggapan yang menarik catatlah sebagai catatan anekdot. Acara anggapan ini berlangsung selama 10 menit.
12). Pengumuman dewan juri Akhir acara dewan juri mengumumkan hasil penilaian terhadap penampilan siswa. Penilaian berdasarkan kualitas portofolio kelas, yang meliputi portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi; dan penampilan kelompok baik lisan maupun tanya jawab. Kejuaraan seperti ini sebaiknya diberikan penghargaan (reward) kepada para siswa dengan memberikan iagam.
12. Kriteria dan format penilaian
Yang dinilai dalam kegiatan show-case oleh dewan juri meliputi dua hal pokok, yaitu portofolionya itu sendiri dan penyajian lisan.
1). Kriteria portofolio
Portofolio akan semakin sesuai dengan kriteria yang diminta apabila portofolio yang dibuta kelas memenuhi sejumlah kriteria tertentu, baik untuk tiap-tiap kelompok portofolio maupun untuk portofolio keseluruhan. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Kelengkapan, Kejelasan, Informasi, Dukungan, Data grafis, Dokumentasi, Argumen kekonstitusionalan Adapun kriteria dimaksud adalah sebagai berikut: Persuasive, Kegunaan, Koordinasi, Refleksi
2). Kriteria penyajian lisan
Tujuan penyajian lisan portofolio adalah untuk membelajarkan siswa menyajikan dan mempertahankan pendapat yang rasional berkaitan dengan upaya mempengaruhi kebijakan publik. Untuk menilai baik buruknya penyajian lisan, hendaknya berpedoman pada sejumlah criteria berikut:
1). Kriteria penyajian lisan untuk setiap kelompok:a. Signifikansi, b. Pemahaman, c. Argumentasi, d. Responsif, e. Kerjasama kelompok
2) Kriteria penyajian lisan keseluruhan:a. Persuasif, b. Kegunaan, c. Koordinasi, d. Refleksi
3). Format penilaian Format penilaian portofolio maupun penyajin lisan dikembangkan dengan mengacu pada kriteria portofolio dan criteria penyajian lisan. Format penilaian portofolio terdiri atas penilaian tiap bagian (tiap panel potofolio) dan tiap seksi portofolio (portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi).
4). Refleksi pengalaman belajar Merefleksi berarti bercermin, maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yanjg baru saja dilakukan para siswa baik secara perorangan maupun kelompok.
5). Panduan untuk menyelenggarakan kompetisi Format kompetisi dapat diadakan pada tingkat sekolah melalui dua tahap, yaitu tahap pertama dipilih wakil-wakil dari setiap tingkatan kelas dan tahapan kedua kompetisisi antara wakil-wakil tingkatan kelas tersebut pada acara grand final. Hal-hal yang perlku dipersiapkan diantaranya adalah sebagai berikut: Portofolio, Penyajian lisan, Pengatur waktu, Memilih juri, Bahan-bahan, Penilaian
MODEL PENILAIAN BERBASIS
Pengertian Penilaian dikenal dengan istilah evaluatio atau assessment, yang diberikan pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan. Tujuan dari penilaian yaitu unhtuk mengetahui apakah suatu program pendidikan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Penilaian yang dilakukan sesaat dan parsial tersebut memiliki berbagai kelemahan maka duikembangkanlah segala aspek dari peserta didik yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Misalnya dalam menentukan nilai rapor dilakukan penilaian dari rata-rata hasil ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas, catatan perilaku harian siswa (anecdotal record), dan laporan yang menunjang kegiatan belajar. Semua indikator proses dan hasil belajar siswa tersebut didokumentasikan dalam bundel (portofolio), sehingga sistem penilaian ini dikenal dengan nama Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment). Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrempilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.
LANDASAN PEMIKIRAN
Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut: 1. Membelajarkan kembali (Re-edukasi) Menurut cara berpikir yang baru, menilai itu bukan memvonis siswa dengan harga mati, lulus atau gagal. Menilai dalaha mencari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan infoirmasi tersebut digunakan sebagai balikan (feedback) untuk membelajarkan mereka kembali. 2. Merefleksi pengalaman belajar Merupakan suatu gagasan yang baik apabila penilaian dijadikan media untuk merefleksi (bercermin) pada pengalaman yang telah siswa miliki dan kegiatan yang telah mereka selesaikan. Refleksi pengalaman belajar merupakan satu cara untuk elajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan kinerja.
PRINSIP DASAR
1. Prinsip penilaian proses dan hasil
Ada pernyataan bahwa “jika ingin berhasil dalam ujian belajarlah jauh-jauh hari jangan belajar hanya semalam”, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berhasil itu tergantung dari prosesnya. Jika prosesnya baik dan sempurna, maka kita dapat berharap akan menuai hasil yang baik pula. Dari penyataan tersebutlah, model penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian proses dan hasil sekaligus. Proses belajar yang dinilai adalah catatan perilaku harian mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya.
2. Prinsip penilaian berkala dan sinambung
Penilaian secara berkala bertujuan untuk memudahkan mengorganisasikan hasil-hasilnya dan secara sinambung bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar peserta didik.
3. Prinsip penilaian yang adil
Penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaan-perbedaan individual (individual differences). Kondisi dan perbedaan-perbedaan individual tersebut dijadikan indikator dalam penilaian, baik dalam menilai hasil maupun proses yang diperhitungkan dan masing-masing diberi bobot. Sehingga hasil itu benar-benar menggambarkan prosesnya. Sehingga penilaian yang adil dapat terwujud. Ada dua cara memperbaiki proses belajar manakala ada indikasi yang kurang baik, yaitu pertama siswa sendiri yang meminta untuk memperbaiki kinerjanya (stelsel aktif) dan kedua guru yang memprakarsai dengan memanggil para siswa secara informal dengan mendiskusikan cara-cara mereka memperbaiki kinerjanya itu. 4. Prinsip penilaian implikasi sosial belajar Belajar itu hendaknya melahirkan implikasi sosial, yakni pengaruh proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Model penilaian berbasis portofolio tidak hanya menilai kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan yang lain, terasuk menilai implikasi sosial belajar. Pengalaman belajar secara fungsional diperlukan dalam kehidupan nyata (real life), sehingga diperlukan sejumlah perbekalan untuk dapat berkiprah dalam sistem kehidupan nyata (Real Life System/RLS). RLS yang bergerak secara global menghadapkan individu, organisasi dan alam, bukan saja ke dalam suatu keteraturan dan kerja sama, tetapi juga ke dalam perlombaan, keunggulan, kompleksitas dan kesemrawutan sehingga dituntut untuk memilih second curve!. Itulah sebabnya, sistem penilaian multidimensi berbasis portofolio semakin penting keberadaannya.
INDIKATOR PENILAIAN
Indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Indikator penilaian terdiri atas:
1. Tes formatif (ulangan harian) dan sumatif (ulangan umum)
2. Tugas-tugas terstruktur
3. Catatan perilaku harian
4. Laporan aktivitas di luar sekolah
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajari dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian penilaian yang rasional, demokratis dan menyelruh. Kronologis pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan dan penggunaan.
Daftar Pustaka :
Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. “Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio”, Bandung: PT. Genesindo, 2002.
LANDASAN PEMIKIRAN
Sebagai suatu inovasi, mdel pembelajaran berbasis portofolio dilandasi dengan landasan pemikiran sebagai berikut:
1. Empat pilar pendidikan
1.1Learning todo,
peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial maupun budaya. 1.2Learning to know,
peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya. 1.3Learning to be,
peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. 1.4Learning to live together,
kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
2. Pandangan konstruktivisme
Pandangan ini sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa/gejalanya, gagasan ini sering kali naïf dan miskonsepsi tetapi gagasan ini dipertahankan karena sudah dibangun dalam wujud “schemata” (struktur kognitif). Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui peserta didik” dan guru hanya berperan sebagai “fasilisator dan penyedia kondisi”.
3.Democratic teaching
Suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peserta didik.
PRINSIP DASAR
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) mengacu pada prinsip dasar pembelajaran, yaitu:
1.Prinsip belajar siswa aktif (student active learning)
Proses pembelajaran dengan menggunakan MPBP berpusat pada siswa dimana hampir seluruh aktivitas siswa dimulai dari fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan dan pelaporan.
2.Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning)
Proses pembelajaran berbasis kerjasama antarsiswa dan antar komponen-komponen lain, seperti orang tua siswa dan lembaga terkait.
3.Pembelajaran partisipatorik
Prinsip ini termasuk salah satu dari MPBP, sebab melalui model ini siswa belajar melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. 4.Mengajar yang reaktif (reactive teaching) MPBP ini mensyaratkan guru yang reaktif agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ciri guru yang reaktif adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar. 2. Pempelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.
3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan.
4. Segera mengenali materi dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui harus segera ditanggulanginya.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1.Mengidentifikasi masalah
Salah satu ciri warga negara yang baik adalah peka terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungannya. Untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah, maka para guru menjadikan masalah sebagai sumber belajar. 1.1Kegiatan kelompok kecil
Perlu diperhatikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari seringkali dihadapkan sejumlah masalah yang terjadi di masyarakat kita. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, seluruh siswa hendaknya membaca dan mendiskusikannya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil kemudian membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diidentifikasi dan dianalisis. Contoh: masalah yang dijumpai di masyarakat dan erat kaitannya dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial adalah masalah keluarga, masalah sekolah, masalah yang kaitannya dengan anak-anak usia pubertas, masalah yang menyangkut standar masyarakat, masalah yang menyangkut kebebasan dasar, masalah yang menyangkut lingkungan, masalah yang menyangkut rendahnya tingkat disiplin, masalah yang berskala internasional. Selain mata pelajaran di atas yang juga berkaitan langsung dengan kehidapan masyarakat dan dapat diidentifikasi masalahnya adalah pendidikan agama islam, kimia, biologi, fisika, antropologi, sosiologi, ekonomi, geografi,
1.2 Pekerjaan rumah
Untuk menentukan masalah mana yang akan dikaji di kelas, memerlukan informasi yang cukup, terutama mengenai kelayakan masalah tersebut untuk dikaji dan ketersediaan sumber-sumber infomasi yang akan dijadikan rujukan untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu para siswa diberi pekerjaan rumah yang terdiri dari dua hal yaitu pertama, menemukan lebih banyak masalah yang ada di masyarakat. Kedua, menemukan kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk memecahkan masalah tersebut. Tugas pekerjaan rumah yang harus dilakukan meliputi tiga tugas pokok, yaitu tugas wawancara, tugas mencari informasi dari sumber-sumber media massa cetak, dan tugas mencari informasi melalui media massa elektronik.
2.Memilih masalah untuk kajian kelas
Apabila telah memiliki cukup informasi, kemudian pilih masalah yang akan dikaji dan pastikan informasi berkenaan dengan masalah tersebut dapat dikumpulkan untuk membuat sebuah portofolio yang baik.
3.Membuat daftar masalah, kira-kira satu kelas memiliki lima belas (15) kelompok kecil yang kemudian masing-masing kelompok menetapkan satu masalah sehingga kelas memiliki lima belas (15) masalah.
4. Melakukan pemungutan suara (voting), dilakukan dua tahap:
4.1 Setiap siswa menentukan tiga pilihan secara terbuka
4.2 Setiap siswa diharapkan hanya mmilih salah satu dari ketiga masalah yang paling banyak terpilih dari lima belas (15) masalah yang dimiliki.
5.Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
1). Kegiatan kelas: Mengidentifikasi sumber-sumber informasi
Setelah terpilih masalah yang akan diidentifikasi maka dibuatlah daftar sejumlah sumber informasi kemudian dibuat tim peniliti yang hendak mengumpulkan informasi dari sumber yang telah terdaftar. Contoh-contoh sumber informasi:
1.1 Perpustakaan,
1.2 Kantor penerbit surat kabar,
1.3 Biro klipping,
1.4 Pakar di perguruan tinggi,
1.5 Pakar hukum dan hakim,
1.6 Kepolisian,
1.7 Kantor legislative,
1.8 Kantor pemerintah daerah,
1.9 Organisasi kemasyarakatan dan kelompok kepentingan,
1.10 Jaringan informasi elektronik
2). Tugas pekerjaan rumah
Setelah kelas memutuskan sumber-sumber informasi yang akan digunakan hendaknya dibagi dalam tim peniliti yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi dari sumber yang berbeda. Sebelum mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebaiknya dibuat terlebih dahulu format dokumentasinya agar lebih memudahkan para siswa dalam bertanya sehingga tidak membebani orang yang dimintai informasi tersebut. Salah satu contoh format dokumentasi adalah seperti berikut ini:
Format Dokumentasi Informasi dari Penerbitan
Nama anggota tim : ………………………………………
Tanggal : ………………………………………
Masalah : ………………………………………
Nama penerbitan : ………………………………………
Tanggal penerbitan : ………………………………………
Pokok berita pada artikel : ………………………………………
Pertanyaan mengenai masalah, misal Masalah Tawuran Pelajar 1. Pandangan yang dianut dalam artikel berkenaan dengan masalah ………………………………………………………………
2. Hal-hal yang penting dari pandangan tersebut ………………………………………………………………
3. Jika ada kebijakan, menurut sumber tersebut, maka kebijakan apakah yang harus ditangani pemerintah berkenaan dengan masalah tersebut ? ………………………………………………………………
Jika ada,
a) Apa keuntungan dan kerugiannya ? …………………………………………………………
b) Bagaimana kenijakan tersebut dapat diperbaiki ? ………………………………………………………….
c) Dll.
6.Mengembangkan portofolio kelas
7. Spesifikasi portofolio
8. Portofolio seksi penayangan
Portofolio portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show- case. Bagian terdiri atas empat panel yang memiliki lebar 75 cm dan tinggi 90 cm. bahan yang akan ditampilkan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertulis, daftar sumber informasi, peta, grafik, foto, gambar, karikatur, karya seni asli, dan sebagainya. Tayangan empat panel dibuat sedemikian rupa agar dapat ditampilkan di atas meja, contoh panel tersebut adalah sebagai berikut:
9. Portofolio seksi dokumentasi
Portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (binder) yang berisi data dan informasi setiap kelompok. Bagian ini merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik sebagai dokumen atau bukti penelitian, misalnya berupa berita, artikel, gambar, foto, grafik, tabel, data lengkap hasil wawancara, data hasil analisis bahan cetak, dan sebagainya.
10. Kelompok portofolio
1). Kelompok portofolio satu:
Menjelaskan masalah. Kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas. Kelompok juga hendaknya menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan mengapa tingkat atau badan pemerintah tertentu harus memecahkan masalah tersebut.
2). Kelompok portofolio dua:
Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan berbagai kebijakkan alternatif untuk memecahkan masalah
3). Kelompok portofolio tiga: Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah. Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengusulkan dan menjastifikasi kebijakan publik yang disepakati kelas untuk memecahkan masalah.
4). Kelompok portofolio empat: Membuat rencana tindakan. Kelompok bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan yang menunjukan bagaimana warganegara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas. 11. Penyajian portofolio (show-case) 6.1 Tujuan show-case Ada empat tujuan pokok dari kegiatan show-case ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menginformasikan kepada hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi di masyarakat.
b. Untuk menejelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah sehingga hadirin dapat memahami keuntungan dan kerugian dari setiap kebijakan tersebut.
c. ]untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas sebagai kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah.
d. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam masyarakat, lembaga legislative dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan kebijakan publik.
6.2 Persiapan Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum show-casediadakan adalah portofolio itu sendiri, penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri, dan moderator. Tempat pelaksanaan harus disiapkan sesuai dengan keperluan show-case, seperti contoh berikut ini:
Meja untuk meletakkan portofolio Tempat menyajikan portofolio
1). Pembukaan
Pembukaan acara dilakukan oleh moderator yang diberikan waktunya sekitar 10 menit. Pada kesempatan ini moderator menginformasikan masalah yang akan dikaji di kelas dan memperkenalkan nama-nama anggota dewan juri sambil mempersilahkan anggota dewan juri mengamati portofolio kelas, baik portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi.
2). Penyajian lisan kelompok portofolio satu
Setelah pembukaan selesai, selanjtunya moderator memanggil kelompok portofolio satu untuk mempresentasikan penyajiannya dihadapan dewan juri selama 5 menit dengan mempersilahkan salah satu juru bicara dari kelompok tersebut.
3). Tanya jawab kelompok portofolio satu
Waktu yang disediakan setelah penyajian untuk bagian tanya jawab sekitar 10 menit. Pertanyaan dapat dijawab oleh setiap anggota kelompok tersebut. Setelah selesai, kelompok satu dipersilahkan kembali ketempat tapi sebelumnya dipersilahkan untuk menyampaikan motto dari kelompoknya.
4). Penyajian lisan kelompok portofolio dua Setelah Tanya jawab kelompok portofolio satu selesai, selanjutnya moderator memanggil kelompok portofolio dua untuk mempresentasikan kajiannya dihadapan dewan juri selama 5 menit dengan mempersilahkan salah satu juru bicara dari kelompok tersebut.
5). Tanya jawab kelompok portofolio dua
Bagian tanya jawab seperti pada kelompok portofolio satu juga diberikan + sekitar 10 menit.
6). Selingan
Dilakukan untuk menghindari kejenuhan dan untuk meningkatkan daya tarik kegiatan show-case itu sendiri.
7). Penyajian lisan kelompok portofolio tiga
Setelah selingan selesai, penyajian masih dilanjutkan oleh kelompok portofolio tiga dengan waktu yang sama. 8). Tanya jawab kelompok portofolio tiga Bagian inipun juga diberikan pada kelompok portofolio tiga dengan waktu yang sama.
9). Penyajian lisan kelompok portofolio empat
Kemudian setelah kelompok portofolio tiga selesai, kemudian kelompok portofolio empat dipersilahkan untuk mempresentasikan penyajiannya dengan waktu yang sama.
10). Tanya jawab kelompok portofolio empat
Bagian tanya jawabpun diberikan kesempatan dengan waktu yang sama.
11). Tanggapan hadirin
Setelah seluruh kelompok portofolio penyajian, moderator memberi kesempatan kepada hadirin untuk menyampaikan tanggapan terhadap penampilan para siswa. Tanggapan ini sangat penting sebagai umpan balik bagi siswa sendiri maupun bagi guru pembimbingnya, jika pada saat itu ada tanggapan yang menarik catatlah sebagai catatan anekdot. Acara anggapan ini berlangsung selama 10 menit.
12). Pengumuman dewan juri Akhir acara dewan juri mengumumkan hasil penilaian terhadap penampilan siswa. Penilaian berdasarkan kualitas portofolio kelas, yang meliputi portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi; dan penampilan kelompok baik lisan maupun tanya jawab. Kejuaraan seperti ini sebaiknya diberikan penghargaan (reward) kepada para siswa dengan memberikan iagam.
12. Kriteria dan format penilaian
Yang dinilai dalam kegiatan show-case oleh dewan juri meliputi dua hal pokok, yaitu portofolionya itu sendiri dan penyajian lisan.
1). Kriteria portofolio
Portofolio akan semakin sesuai dengan kriteria yang diminta apabila portofolio yang dibuta kelas memenuhi sejumlah kriteria tertentu, baik untuk tiap-tiap kelompok portofolio maupun untuk portofolio keseluruhan. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Kelengkapan, Kejelasan, Informasi, Dukungan, Data grafis, Dokumentasi, Argumen kekonstitusionalan Adapun kriteria dimaksud adalah sebagai berikut: Persuasive, Kegunaan, Koordinasi, Refleksi
2). Kriteria penyajian lisan
Tujuan penyajian lisan portofolio adalah untuk membelajarkan siswa menyajikan dan mempertahankan pendapat yang rasional berkaitan dengan upaya mempengaruhi kebijakan publik. Untuk menilai baik buruknya penyajian lisan, hendaknya berpedoman pada sejumlah criteria berikut:
1). Kriteria penyajian lisan untuk setiap kelompok:a. Signifikansi, b. Pemahaman, c. Argumentasi, d. Responsif, e. Kerjasama kelompok
2) Kriteria penyajian lisan keseluruhan:a. Persuasif, b. Kegunaan, c. Koordinasi, d. Refleksi
3). Format penilaian Format penilaian portofolio maupun penyajin lisan dikembangkan dengan mengacu pada kriteria portofolio dan criteria penyajian lisan. Format penilaian portofolio terdiri atas penilaian tiap bagian (tiap panel potofolio) dan tiap seksi portofolio (portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi).
4). Refleksi pengalaman belajar Merefleksi berarti bercermin, maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yanjg baru saja dilakukan para siswa baik secara perorangan maupun kelompok.
5). Panduan untuk menyelenggarakan kompetisi Format kompetisi dapat diadakan pada tingkat sekolah melalui dua tahap, yaitu tahap pertama dipilih wakil-wakil dari setiap tingkatan kelas dan tahapan kedua kompetisisi antara wakil-wakil tingkatan kelas tersebut pada acara grand final. Hal-hal yang perlku dipersiapkan diantaranya adalah sebagai berikut: Portofolio, Penyajian lisan, Pengatur waktu, Memilih juri, Bahan-bahan, Penilaian
MODEL PENILAIAN BERBASIS
Pengertian Penilaian dikenal dengan istilah evaluatio atau assessment, yang diberikan pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan. Tujuan dari penilaian yaitu unhtuk mengetahui apakah suatu program pendidikan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Penilaian yang dilakukan sesaat dan parsial tersebut memiliki berbagai kelemahan maka duikembangkanlah segala aspek dari peserta didik yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Misalnya dalam menentukan nilai rapor dilakukan penilaian dari rata-rata hasil ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas, catatan perilaku harian siswa (anecdotal record), dan laporan yang menunjang kegiatan belajar. Semua indikator proses dan hasil belajar siswa tersebut didokumentasikan dalam bundel (portofolio), sehingga sistem penilaian ini dikenal dengan nama Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment). Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrempilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.
LANDASAN PEMIKIRAN
Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut: 1. Membelajarkan kembali (Re-edukasi) Menurut cara berpikir yang baru, menilai itu bukan memvonis siswa dengan harga mati, lulus atau gagal. Menilai dalaha mencari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan infoirmasi tersebut digunakan sebagai balikan (feedback) untuk membelajarkan mereka kembali. 2. Merefleksi pengalaman belajar Merupakan suatu gagasan yang baik apabila penilaian dijadikan media untuk merefleksi (bercermin) pada pengalaman yang telah siswa miliki dan kegiatan yang telah mereka selesaikan. Refleksi pengalaman belajar merupakan satu cara untuk elajar, menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan kinerja.
PRINSIP DASAR
1. Prinsip penilaian proses dan hasil
Ada pernyataan bahwa “jika ingin berhasil dalam ujian belajarlah jauh-jauh hari jangan belajar hanya semalam”, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berhasil itu tergantung dari prosesnya. Jika prosesnya baik dan sempurna, maka kita dapat berharap akan menuai hasil yang baik pula. Dari penyataan tersebutlah, model penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian proses dan hasil sekaligus. Proses belajar yang dinilai adalah catatan perilaku harian mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya.
2. Prinsip penilaian berkala dan sinambung
Penilaian secara berkala bertujuan untuk memudahkan mengorganisasikan hasil-hasilnya dan secara sinambung bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar peserta didik.
3. Prinsip penilaian yang adil
Penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaan-perbedaan individual (individual differences). Kondisi dan perbedaan-perbedaan individual tersebut dijadikan indikator dalam penilaian, baik dalam menilai hasil maupun proses yang diperhitungkan dan masing-masing diberi bobot. Sehingga hasil itu benar-benar menggambarkan prosesnya. Sehingga penilaian yang adil dapat terwujud. Ada dua cara memperbaiki proses belajar manakala ada indikasi yang kurang baik, yaitu pertama siswa sendiri yang meminta untuk memperbaiki kinerjanya (stelsel aktif) dan kedua guru yang memprakarsai dengan memanggil para siswa secara informal dengan mendiskusikan cara-cara mereka memperbaiki kinerjanya itu. 4. Prinsip penilaian implikasi sosial belajar Belajar itu hendaknya melahirkan implikasi sosial, yakni pengaruh proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Model penilaian berbasis portofolio tidak hanya menilai kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan yang lain, terasuk menilai implikasi sosial belajar. Pengalaman belajar secara fungsional diperlukan dalam kehidupan nyata (real life), sehingga diperlukan sejumlah perbekalan untuk dapat berkiprah dalam sistem kehidupan nyata (Real Life System/RLS). RLS yang bergerak secara global menghadapkan individu, organisasi dan alam, bukan saja ke dalam suatu keteraturan dan kerja sama, tetapi juga ke dalam perlombaan, keunggulan, kompleksitas dan kesemrawutan sehingga dituntut untuk memilih second curve!. Itulah sebabnya, sistem penilaian multidimensi berbasis portofolio semakin penting keberadaannya.
INDIKATOR PENILAIAN
Indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Indikator penilaian terdiri atas:
1. Tes formatif (ulangan harian) dan sumatif (ulangan umum)
2. Tugas-tugas terstruktur
3. Catatan perilaku harian
4. Laporan aktivitas di luar sekolah
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajari dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian penilaian yang rasional, demokratis dan menyelruh. Kronologis pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan dan penggunaan.
Daftar Pustaka :
Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. “Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio”, Bandung: PT. Genesindo, 2002.
0 comments:
Posting Komentar