Setiap
lembaga sebagai oraganisasi dalam usaha untuk mencapai tujuannya secara efektif memerlukan adanya koordinasi dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan pembagian tugasnya masing-masing. Dengan adanya koordinasi ini,
diharapkan tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa koordinasi sulit
diharapkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi koordinasi dalam organisasi seperti halnya group
musik yang menghasilkan suatu melodi yang merdu. Masing-masing
anggota group memainkan alat musiknya sesuai dengan fungsinya.
Dalam
berkoordinasi tentu terjadi negosiasi-negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan.
Salah satu tugas manajer adalah mengkoordinasikan pekerjaan individu, kelompok,
dan organisasi melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya. Koordinasi dalam
kenyataannya mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. DalamT tulisan sederhana ini
disyajikan pengertian koordinasi, manfaat koordinasi,
prinsip koordinasi, dan ciri-ciri koordinasi yang efektif.
Koordinasi menurut Chung &
Megginson (1981) dapat didefinisikan sebagai proses motivasi, memimpin, dan
mengkomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sutisna (1989)
mendefinisikan koordinasi ialah proses mempersatukan sumbanga-sumbangan dari
orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud-maksud
yang telah ditetapkan. Anonim (2003) mendefinisikan koordinasi ialah suatu
sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan keterpaduan, keserasian, dan
kesederhanaan berbagai kegiatan inter dan antar institusi-institusi di
masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog antar berbagai individu dengan
menggunakan sistem informasi manajemen, dan teknologi informasi.
Berdasarkan pendapat para pakar
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan koordinasi ialah proses
mengintegrasikan (memadukan), mensinkronisasikan, dan menyederhanakan
pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus-menerus untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Tanpa adanya koordinasi, individu-individu
dan bagian-bagian akan tidak dapat melihat peran mereka dalam suatu organisasi.
Mereka akan terpengaruh oleh
kepentingan-kepentingan pribadi (ego sektoral) dan bahkan sampai mengorbankan
sasaran-sararan organisasi yang lebih luas.
Koordinasi adalah bagian penting dalam
organisasi atau lembaga yang meliputi unit-unit kerjai , lebih-lebih organisasi itu
sangat besar. Semakin besar suatu lembaga/organisasi semakin banyak unit-unit kerja bermacam-macam yang erat hubungannya, semakin besar pula
kemungkinan terjadinya masalah-masalah koordinasi.
Pendekatan yang digunakan dalam
koordinasi adalah pendekatan sistem. Dengan pendekatan sistem memandang
koordinasi sebagai pengintegrasian, pensinkronisasian, dan penyederhanaan
pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus-menerus oleh sejumlah individu
atau unit sehingga semuanya bersatu dalam jumlah yang tepat, mutu yang tepat,
tempat yang tepat, dan waKepala Sekolah yang tepat dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan koordinasi terjadi keseimbangan sejumlah bagian yang berlainan dengan
menyelaraskan interaksinya sehingga keseluruhan organisasi bergerak ke suatu
tujuan yang sudah ditentukan secara efektif dan efisien sebagai suatu
sistem.
Hakekat pekerjaan seorang manajer
menurut Gibson, et.al. (2003) adalah mengkoordinasikan tugas individu,
kelompok, dan organisasi dengan empat fungsi manajemen yaitu planning,
organizing, leading, and controlling untuk mencapai tujuan individu, kelompok,
dan organisasi secara efektif. Untuk memperjelas pernyataan di atas, Gibson,
et.al. (2003)
c. Manfaat Koordinasi
Koordinasi
bermanfaat bagi KEPALA SEKOLAH:
1. untuk mewujudkan KISS
(koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
simplifikasi) agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien;
2. memecahkan berbagai konflik
kepentingan berbagai pihak yang terkait;
3. agar manajer pendidikan
mampu mengintegrasikan dan
mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya
dengan stakeholders pendidikan yang
saling bergantungan, semakin besar ketergantungan dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan
pengkoordinasian;
4. agar manajer pendidikan mampu
mengkoordinasikan pembangunan sektor pendidikan dengan pengembangan sektor-sektor lainnya;
5. agar manajer pendidikan mampu
mengintegrasikan kegiatan fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari
unit organisasi yang terpisah-pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan
sumberdaya yang terbatas secara efektif
dan efisien;
6. adanya pembagian kerja di mana
semakin besar pembagian kerja, semakin diperlukan pengkordinasian/penyerasian
sehingga tidak terjadi duplikasi atau
tumpang tindih pekerjaan yang menyebabkan pemborosan;
7. untuk mengembangkan dan
memelihara hubungan yang baik dan harmonis di antara kegiatan-kegiatan baik
fisik maupun nonfisik dengan
stakeholders;
8. untuk memperlancar pelaksanaan
tugas dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dengan sumberdaya pendidikan
yang terbatas;
9. mencegah terjadinya konflik
internal dan eksternal sekolah yang
kontra produktif;
10. mencegah terjadinya kekosongan
ruang dan waKepala Sekolah; dan
11. mencegah terjadinya persaingan
yang tidak seha.
d. Prinsip-prinsip Koordinasi
Prinsip-prinsip
koordinasi disingkat KOORDINASI.
. Kesamaan: sama dalam visi, misi, dan
langkah-langkah untukmencapai tujuan bersama (sense of
purpose),.
Orientasikan: titik pusatnya pada sekolah (sebagai koordinator)yang
simpul-simpulnya stakeholders sekolah.Organisasikan:
atur orang-orang yang berkoordinasi untukmembina sekolah harus berada dalam
satu payung(terorganisasi) sehingga sikap
egosektoral dapatdihindari.
Rumuskan
: nyatakan secara jelas wewenang,
tanggung jawab,
dan tugas-tugas masing-masing
agar tidak tumpan tindih.
Diskusikan: cari cara yang efektif, efisien, dan
komunikatif dalam
berkoordinasi.Informasikan:
semua hasil diskusi dan keputusan mengalir cepat kesemua pihak yang ada dalam sistem
jaringankoordinasi (coordination network
system)
Negosiasikan:
dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling
menghormati (team spirit) dan
usahakan menang-menang, jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru dirugikan.Atur
jadwal: rencana kordinasi harus dipatuhi
dengan sebaik-baiknya
oleh semua pihak Solusikan
:satu masalah dalam simpul jaringan harusdirasakan dan dipecahkan semua stakeholders dengan sebaik-baiknya.
.
Insyapkan : setiap harus stakeholders
memiliki laporan tertulisyang
lengkap dan siap menginformasikannya sesuaikebutuhan
koordinasi.
e. Karakteristik Koordinasi yang Efektif
1) Tujuan
berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihakterkait.
2)
Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif.
3) Tidak ada yang mementingkan diri
sendiri atau kelompoknya(egosektoral).
4) Tidak terjadi tumpang tindih
tugas.
5) Komitmen semua pihak tinggi.
6) Informasi keputusan mengalir
cepat ke semua pihak yang adadalam
sistem jaringan koordinasi.
7) Tidak merugikan pihak-pihak yang
berkoordinasi.
8) Pelaksanaan tepat waKepala
Sekolah.
9) Semua masalah terpecahkan.
10)Tersedianya laporan tertulis yang
lengkap dan rinci oleh masing-masing
stakeholder.
2. Contoh Koordinasi
Penggunaan
kelas, laboratorium, bengkel, sarana danprasarana
lainnya secara bersama-sama
3.
Ringkasan
Salah satu tugas manajer adalah
mengkoordinasikan. Koordinasi ialah proses mengintegrasikan,
mensinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah
secara terus-menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pendekatan yang digunakan dalam koordinasi adalah pendekatan sistem. Koordinasi bermanfaat bagi KEPALA
SEKOLAH untuk mewujudkan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi) agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien. Prinsip-prinsip koordinasi disingkat KOORDINASI. Ada 10
karakteristik kodinasi yang efektif.
Daftar Pustaka
Chung, K.H. & Megginson, L.C.
1981. Organizational Behavior Developing Managerial Skills. New York: Harper
& Row, Publishers.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M.,
Donnelly, J.H., & Konopaske, R.
2003.
Organizations: Behavior, Structure, Processes. 11th
Edition.
New York: McGraw-Hill Irwin.
0 comments:
Posting Komentar